Harimau Sumatera: Sang Raja Rimba yang Terancam Punah
Binatang Eksotis – Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) adalah subspesies harimau yang hanya dapat ditemukan di Pulau Sumatera, Indonesia. Hewan ini merupakan simbol kekuatan dan keindahan alam Indonesia, namun keberadaannya kini semakin terancam akibat perburuan liar dan kerusakan habitat. Dengan jumlah yang diperkirakan kurang dari 400 ekor di alam liar, harimau sumatera masuk dalam kategori Critically Endangered menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN).
Ciri-Ciri Harimau Sumatera
Harimau Sumatera memiliki ciri fisik yang membedakannya dari subspesies harimau lainnya:
- Ukuran tubuh yang lebih kecil dibanding harimau Bengal atau Siberia, memudahkan mereka bergerak lincah di hutan tropis yang lebat.
- Warna bulu jingga pekat dengan garis hitam yang lebih rapat dan tipis.
- Memiliki surai pendek di sekitar leher pada jantan dewasa.
- Berat badan jantan berkisar antara 100-140 kg, sedangkan betina 75-110 kg.
- Panjang tubuh mencapai 2,3 meter termasuk ekor.
Ciri khas ini membantu mereka berkamuflase saat berburu mangsa seperti rusa, babi hutan, hingga kera.
Habitat dan Persebaran
Harimau Sumatera hidup di berbagai ekosistem hutan, mulai dari hutan hujan tropis dataran rendah hingga pegunungan dengan ketinggian di atas 3.000 meter. Beberapa taman nasional yang menjadi habitat penting bagi mereka antara lain:
- Taman Nasional Gunung Leuser
- Taman Nasional Kerinci Seblat
- Taman Nasional Way Kambas
Namun, deforestasi yang masif untuk perkebunan sawit dan penebangan liar terus mempersempit wilayah jelajah harimau ini, meningkatkan potensi konflik dengan manusia.
Ancaman yang Dihadapi
Beberapa ancaman utama yang menyebabkan populasi harimau sumatera terus menurun antara lain:
- Perburuan Ilegal
Harimau sering diburu untuk diambil kulit, gigi, dan bagian tubuh lainnya yang dijual secara ilegal. - Kerusakan Habitat
Pembukaan lahan besar-besaran untuk perkebunan dan pemukiman menghancurkan rumah alami mereka. - Konflik dengan Manusia
Saat habitatnya menyusut, harimau sering memasuki desa untuk mencari makanan, yang kemudian memicu konflik dan berakhir dengan kematian harimau.
Menurut laporan World Wildlife Fund (WWF), setiap tahun beberapa ekor harimau mati karena konflik dengan manusia dan perangkap yang dipasang pemburu.
Upaya Pelestarian
Berbagai pihak, baik pemerintah maupun organisasi internasional, telah melakukan langkah-langkah untuk menyelamatkan harimau sumatera:
- Program patroli anti-perburuan di taman nasional.
- Penangkaran dan program breeding untuk meningkatkan populasi.
- Pendidikan dan sosialisasi kepada masyarakat sekitar hutan tentang pentingnya konservasi.
- Penegakan hukum yang lebih ketat terhadap pelaku perdagangan ilegal satwa liar.
Pemerintah Indonesia juga bekerja sama dengan berbagai lembaga seperti WWF dan FFI (Fauna & Flora International) untuk memastikan keberlangsungan hidup spesies ini.
Peran Harimau Sumatera dalam Ekosistem
Sebagai predator puncak, harimau sumatera memiliki peran vital dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Mereka mengontrol populasi herbivora sehingga vegetasi hutan tetap terjaga. Hilangnya harimau dapat menyebabkan ledakan populasi hewan mangsa yang pada akhirnya merusak hutan.
Kesimpulan
Harimau Sumatera bukan hanya kekayaan alam Indonesia, tetapi juga warisan dunia yang harus dijaga. Menyelamatkan mereka berarti menjaga kelestarian hutan tropis Sumatera dan semua kehidupan di dalamnya. Tanpa aksi nyata, bukan tidak mungkin harimau sumatera hanya akan tinggal cerita di masa depan.