Babirusa: Si “Babi Rusa” Langka dari Sulawesi

0 0
Read Time:2 Minute, 10 Second

Babirusa – Babirusa (Babyrousa babyrussa) adalah salah satu hewan endemik Indonesia yang sangat unik dan langka. Hewan ini hanya ditemukan di pulau-pulau bagian tengah Indonesia, seperti Sulawesi, Togian, Buru, dan Taliabu. Nama “babirusa” sendiri berasal dari Bahasa Indonesia yang berarti “babi rusa”, karena bentuk tubuhnya menyerupai babi hutan, sementara taring melengkungnya mirip tanduk rusa.

Ciri-Ciri dan Keunikan Babirusa

Babirusa termasuk mamalia dari keluarga Suidae, sama seperti babi hutan, namun memiliki ciri khas yang membedakannya. Tubuhnya ramping dengan kulit tebal berwarna abu-abu kecokelatan. Namun yang paling mencolok adalah taring panjang melengkung ke atas yang tumbuh dari moncong jantan.

Uniknya, dua pasang taring mereka tumbuh ke arah yang berbeda. Sepasang dari rahang bawah melengkung ke samping, sedangkan sepasang lainnya menembus kulit hidung dan melengkung ke arah dahi. Jika tidak aus atau patah, taring ini bisa terus tumbuh hingga menembus tengkoraknya sendiri. Fungsi taring ini belum sepenuhnya dipahami, tetapi diyakini berperan dalam menarik perhatian betina dan menunjukkan dominasi jantan.

Habitat dan Persebaran

Babirusa hidup di hutan hujan tropis, rawa, dan tepian sungai di wilayah Sulawesi bagian utara dan tengah. Mereka sangat tergantung pada lingkungan alami yang lembap dan bervegetasi lebat. Hewan ini termasuk perenang yang handal, sering menyeberangi sungai untuk mencari makanan.

Makanan utamanya adalah buah-buahan jatuh, daun muda, akar, dan serangga kecil. Tidak seperti babi biasa, babirusa tidak memiliki moncong keras untuk membongkar tanah, sehingga mereka lebih mengandalkan penciuman untuk menemukan makanan di permukaan.

Perilaku dan Reproduksi

Babirusa dikenal sebagai hewan pemalu dan soliter. Mereka biasanya hidup sendiri atau dalam kelompok kecil yang terdiri dari induk dan anak-anaknya. Hewan ini lebih aktif di pagi dan sore hari. Saat merasa terancam, mereka akan berlari cepat ke arah hutan lebat atau ke air untuk bersembunyi.

Masa kehamilan mereka berlangsung sekitar 155 hingga 158 hari, dan betina biasanya melahirkan satu hingga dua anak dalam satu waktu. Populasinya tumbuh sangat lambat, yang menjadi salah satu alasan utama spesies ini sulit pulih dari ancaman kepunahan.

Ancaman dan Konservasi

Status babirusa saat ini dikategorikan sebagai Rentan (Vulnerable) oleh IUCN Red List, dan termasuk dalam satwa yang dilindungi di Indonesia. Ancaman utama mereka adalah perburuan liar untuk daging dan taring, serta hilangnya habitat alami akibat deforestasi dan konversi lahan menjadi perkebunan.

Berbagai lembaga konservasi seperti Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan WWF Indonesia telah melakukan upaya pelestarian dengan melindungi habitat alami babirusa serta melakukan edukasi kepada masyarakat sekitar hutan.

Simbol Keanekaragaman Indonesia

Babirusa bukan hanya hewan unik, tetapi juga simbol kekayaan alam Indonesia yang luar biasa. Bentuknya yang aneh namun menawan membuatnya menjadi ikon khas Sulawesi. Melindungi babirusa berarti menjaga keseimbangan ekosistem hutan dan warisan alam bangsa.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

You May Have Missed