Rangkong Gading: Penjaga Hutan Tropis yang Hampir Punah
Binatang Eksotis – Rangkong gading (Rhinoplax vigil) adalah salah satu burung paling ikonik di Asia Tenggara. Dikenal karena paruh besar berwarna kuning keemasan dan suara khasnya yang menggema di hutan, burung ini sering dijuluki “penjaga hutan tropis”. Sayangnya, keindahan dan keunikan rangkong gading justru membuatnya menjadi sasaran perburuan, hingga kini statusnya terancam punah.
Ciri-Ciri dan Keunikan Rangkong Gading
Mereka memiliki ukuran tubuh besar, panjangnya bisa mencapai 120 cm dengan bentang sayap sekitar 1,5 meter. Ciri paling menonjol dari burung ini adalah “casque”, yaitu tonjolan keras di atas paruh yang menyerupai gading padat. Berbeda dari jenis rangkong lain, casque rangkong gading benar-benar keras — itulah sebabnya disebut helmeted hornbill.
Paruh dan casque-nya berwarna merah kekuningan yang indah, dan digunakan dalam perkelahian antar jantan untuk memperebutkan wilayah atau pasangan. Suara teriakannya yang keras dan menggema bisa terdengar hingga dua kilometer, menjadi salah satu suara alam paling khas di hutan Kalimantan dan Sumatra.
Habitat dan Persebaran
Rangkong gading hidup di hutan hujan tropis dengan kanopi tinggi di wilayah Asia Tenggara, terutama di Kalimantan, Sumatra, Malaysia, dan Thailand bagian selatan. Mereka lebih sering berada di puncak pohon besar, jarang turun ke tanah.
Burung ini memakan buah ara (ficus) sebagai sumber makanan utama, tetapi kadang juga memakan serangga, reptil kecil, dan hewan pengerat. Dengan menyebarkan biji dari buah yang mereka makan, rangkong berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan pertumbuhan hutan baru.
Perilaku dan Siklus Hidup
Rangkong gading dikenal memiliki ikatan pasangan seumur hidup. Saat betina bertelur, ia bersembunyi di lubang pohon besar dan menutup pintunya dengan lumpur, meninggalkan hanya celah kecil untuk memberi makan. Pejantan kemudian bertanggung jawab memberi makanan selama masa pengeraman. Proses ini bisa berlangsung hingga lima bulan — menunjukkan loyalitas dan kerja sama luar biasa antara pasangan burung ini.
Ancaman dan Upaya Pelestarian
Sayangnya, rangkong gading kini termasuk dalam kategori Kritis (Critically Endangered) menurut IUCN Red List. Populasinya menurun drastis akibat perburuan liar dan deforestasi. Casque keras di paruhnya dianggap berharga tinggi di pasar gelap, bahkan disebut sebagai “gading hidup” karena sering digunakan untuk ukiran dan perhiasan.
Organisasi konservasi seperti WWF dan Yayasan Rangkong Indonesia terus berupaya melindungi spesies ini dengan patroli hutan, edukasi masyarakat, dan pelarangan perdagangan ilegal. Selain itu, beberapa taman nasional seperti Gunung Leuser dan Tanjung Puting menjadi habitat penting bagi populasi yang tersisa.
Simbol Alam yang Harus Dijaga
Rangkong gading bukan sekadar burung eksotis — ia simbol dari hutan tropis yang masih hidup dan bernapas. Hilangnya satu spesies ini berarti kehilangan penjaga alami ekosistem yang penting bagi kehidupan ribuan makhluk lain.
Menjaga kelestarian rangkong gading sama artinya dengan menjaga masa depan hutan Indonesia.